RSS

mobile ubiquitous learning in healthcare

Mobile Ubiquitous Learning in Healthcare

Istilah 'mobile ubiquitous learning in healthcare' mungkin masih asing terdengar di beberapa kalangan kesehatan/kedokteran. Karena mungkin saja di satu sisi, dunia kesehatan/kedokteran kerap dikaitkan dengan gagap teknologi. :(

Ada anekdot yang menyatakan bahwa orang-orang kesehatan/kedokteran terlalu sibuk berkutat dengan kuliahnya, dunianya (yang dalam hal tertentu memang hampir tidak/sedikit terpapar teknologi; apalagi dokter 'ndeso™' [lirik cakmoki]), hingga menikah pun sesama orang kesehatan/kedokteran karena tidak sempat 'tebar pesona' di luar ligkungannya. :D

Tetapi di sisi lainnya, dunia kesehatan/kedokteran menuntut pembaharuan ilmu dan teknologi yang sangat cepat berubah (walaupun masih ada yang menggunakan buku teks jaman lawas karena masih dianggap relevan). Pertemuan ilmiah rutin dilakukan untuk membahas berbagai penelitian-penelitian terbaru, penatalaksanaan medis terkini, hingga obat-obat golongan terbaru (dan termahal) dengan cara kerja yang lebih efektif. Alat-alat medis terbaru & tercanggih di rumah sakit dengan pelayanan ala hotel berbintang pun tidak bisa diabaikan di tengah sengitnya persaingan memikat pasien & konsumen.

Belum lagi pasien dan kerabatnya yang makin melek literatur, rajin mencari beberapa 'second opinion' (kalo beberapa, masih disebut 2nd ngga ya..) via pesan singkat (sms), telepon, Internet (surat elektronik, milis, forum, web, blog, wiki, podcast, dll). Salut dengan pemerhati kesehatan yang begitu kritis..(semoga dokternya sendiri masih dipercayai..)

Di Indonesia, nampaknya gambaran dunia kesehatan/kedokteran masih ada yang seperti demikian. Bidang kesehatan/kedokteran mungkin bukan target pasar yang menarik bagi perkembangan 'mobile learning' dan teknologinya. Pembelajaran seharusnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan dukungan 'mobile technology'. Paling tidak teknologi berpotensi mewujudkan 'mobile learning' (m-learning) & 'ubiquitous learning' (u-learning) yang lebih baik.

Menurut Jill Parsons Burger (Ambient Insight Advisory Board) seperti yang tertulis di The Prognosis is Good for Mobile Learning: Healthcare Leads the Way..

At least 18% of these 6.5 million people already use personal digital assistants (PDAs), or other mobile devices such as handheld tablets, and smartphones (cellular phones with PDA functionality). Based on current adoption patterns, over 3 million healthcare professionals will be mobile device users by 2011.
Di negara maju, para 'healthcare professionals' mungkin memang telah mengintegrasikan fungsi perangkat genggamnya baik dalam bidang pendidikan dan praktik sehari-hari.

Pekerja profesional kesehatan tersebut adalah para perawat dan dokter yang disebut sebagai 'power users'. Dokter ditempatkan sebagai 'early adopter' dalam penggunaan 'mobile technology'. Separuh dokter di Amerika Serikat telah memiliki PDA (AMA, 2004).

Dikatakan terdapat 4 kelompok besar produk m-learning dalam sektor pelayanan kesehatan: 'mobile continuing medical education' (CME) & 'mobile exam prep', 'emergency medical decision support', 'clinical decision support' dan 'medical & healthcare reference'.
Trennya diramalkan bahwa akan lebih banyak pengguna mengakses konten melalui 'mobile web browsers'.

Semuanya memang memerlukan kekompakan antara penyedia layanan, penyedia konten, pemegang regulasi dan pengguna/pembeli (perawat, dokter, mungkin juga pasien & keluarganya).

Hasil yang diharapkan tentunya adalah peningkatan pelayanan kesehatan terutama keselamatan pasien ('patient safety') serta mengurangi 'medical error'. Bukan hanya tuntutan manajemen, tapi mungkin lebih baik lagi jika berasal dari kebutuhan pengguna.

Prognosis is good for Mobile Learning

All healthcare professionals are under extreme pressure to have accurate information, yet their work environments are still dominated by paper-based processes and inefficient workflow. Ironically, these quintessentially mobile professionals are under extreme time pressures, yet have an often unmet need to access clinical information as they travel from exam room to hospital to office to classroom. This is a demographic eager for solutions that offer measurable improvements in productivity, the bottom line, and higher quality patient care.

This new era promises to bring together best medical practice techniques, anytime-anywhere information availability, measurable quality assessment, and highly-contextual personalized learning. The prognosis is good for Mobile Learning.
Jadi tidak ada salahnya jika kalangan pendidik kesehatan/kedokteran menerapkan 'm-learning' & 'u-learning' dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.Mobile Ubiquitous Learning in Healthcare
Istilah 'mobile ubiquitous learning in healthcare' mungkin masih asing terdengar di beberapa kalangan kesehatan/kedokteran. Karena mungkin saja di satu sisi, dunia kesehatan/kedokteran kerap dikaitkan dengan gagap teknologi. :(

Ada anekdot yang menyatakan bahwa orang-orang kesehatan/kedokteran terlalu sibuk berkutat dengan kuliahnya, dunianya (yang dalam hal tertentu memang hampir tidak/sedikit terpapar teknologi; apalagi dokter 'ndeso™' [lirik cakmoki]), hingga menikah pun sesama orang kesehatan/kedokteran karena tidak sempat 'tebar pesona' di luar ligkungannya. :D

Tetapi di sisi lainnya, dunia kesehatan/kedokteran menuntut pembaharuan ilmu dan teknologi yang sangat cepat berubah (walaupun masih ada yang menggunakan buku teks jaman lawas karena masih dianggap relevan). Pertemuan ilmiah rutin dilakukan untuk membahas berbagai penelitian-penelitian terbaru, penatalaksanaan medis terkini, hingga obat-obat golongan terbaru (dan termahal) dengan cara kerja yang lebih efektif. Alat-alat medis terbaru & tercanggih di rumah sakit dengan pelayanan ala hotel berbintang pun tidak bisa diabaikan di tengah sengitnya persaingan memikat pasien & konsumen.

Belum lagi pasien dan kerabatnya yang makin melek literatur, rajin mencari beberapa 'second opinion' (kalo beberapa, masih disebut 2nd ngga ya..) via pesan singkat (sms), telepon, Internet (surat elektronik, milis, forum, web, blog, wiki, podcast, dll). Salut dengan pemerhati kesehatan yang begitu kritis..(semoga dokternya sendiri masih dipercayai..)

Di Indonesia, nampaknya gambaran dunia kesehatan/kedokteran masih ada yang seperti demikian. Bidang kesehatan/kedokteran mungkin bukan target pasar yang menarik bagi perkembangan 'mobile learning' dan teknologinya. Pembelajaran seharusnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan dukungan 'mobile technology'. Paling tidak teknologi berpotensi mewujudkan 'mobile learning' (m-learning) & 'ubiquitous learning' (u-learning) yang lebih baik.

Menurut Jill Parsons Burger (Ambient Insight Advisory Board) seperti yang tertulis di The Prognosis is Good for Mobile Learning: Healthcare Leads the Way..

At least 18% of these 6.5 million people already use personal digital assistants (PDAs), or other mobile devices such as handheld tablets, and smartphones (cellular phones with PDA functionality). Based on current adoption patterns, over 3 million healthcare professionals will be mobile device users by 2011.
Di negara maju, para 'healthcare professionals' mungkin memang telah mengintegrasikan fungsi perangkat genggamnya baik dalam bidang pendidikan dan praktik sehari-hari.

Pekerja profesional kesehatan tersebut adalah para perawat dan dokter yang disebut sebagai 'power users'. Dokter ditempatkan sebagai 'early adopter' dalam penggunaan 'mobile technology'. Separuh dokter di Amerika Serikat telah memiliki PDA (AMA, 2004).

Dikatakan terdapat 4 kelompok besar produk m-learning dalam sektor pelayanan kesehatan: 'mobile continuing medical education' (CME) & 'mobile exam prep', 'emergency medical decision support', 'clinical decision support' dan 'medical & healthcare reference'.
Trennya diramalkan bahwa akan lebih banyak pengguna mengakses konten melalui 'mobile web browsers'.

Semuanya memang memerlukan kekompakan antara penyedia layanan, penyedia konten, pemegang regulasi dan pengguna/pembeli (perawat, dokter, mungkin juga pasien & keluarganya).

Hasil yang diharapkan tentunya adalah peningkatan pelayanan kesehatan terutama keselamatan pasien ('patient safety') serta mengurangi 'medical error'. Bukan hanya tuntutan manajemen, tapi mungkin lebih baik lagi jika berasal dari kebutuhan pengguna.

Prognosis is good for Mobile Learning
All healthcare professionals are under extreme pressure to have accurate information, yet their work environments are still dominated by paper-based processes and inefficient workflow. Ironically, these quintessentially mobile professionals are under extreme time pressures, yet have an often unmet need to access clinical information as they travel from exam room to hospital to office to classroom. This is a demographic eager for solutions that offer measurable improvements in productivity, the bottom line, and higher quality patient care.

This new era promises to bring together best medical practice techniques, anytime-anywhere information availability, measurable quality assessment, and highly-contextual personalized learning. The prognosis is good for Mobile Learning.
Jadi tidak ada salahnya jika kalangan pendidik kesehatan/kedokteran menerapkan 'm-learning' & 'u-learning' dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

lbh sopan jika taut tulisan disertakan :) tidak asal copy paste saja...

salam